Detik demi detik berlalu, dan aku masih berdiri di sini memandangi kota Tangerang jauh di bawah sana, di ujung lembayung waktu. tiupan angin kurasakan kian menggigit kulitku, menyelusup di antara belulangku, membuat aliran darahku seakan beku. kabut putih tipis pun perlahan mulai merayap turun, menyentuh menyelimuti semua yang ada. menghantarkan selendang tipis mentari yang menyorot kelu.
Lalu kulemparkan pandanganku ke langit biru yang tertutup selimut putih kapas-kapas awan. kelebat bayangan wajahmu, Ayah, menyapa tatap mataku. sendu, mengguris kalbu. bersama mendampingi wajah Bunda, menggetarkan kerinduan akan kenangan kita di masa lalu. sapa wajahmu, Bunda, menyentuh dawai hatiku, menemani nyanyi sunyiku di setiap lembah dukaku. menghantarkan senyum teduhmu yang setia mendampingi langkahku, hingga putaran roda waktu datang menggilas hari-harimu dan hari-hariku, hari-hari kita...
Tangerang, 01 Juni 2011
4 komentar:
cakeeeppp...
aku hilang kata dibuatnya...aku terdiam..begitu dalam kurasakan sebuah cinta yg tertanam...
tulislah terus surat cintamu utk mereka..karena dsna mereka akan terus membaca kehidupanmu adikku..
doaku akan turut meramaikan kisahmu selalu..miss u dear...^^
Mba Nick terima kasih sudah singgah.. heheee,,,
I Hope bunda dan ayah disana bisa merasakan apa yg ku rasakan disini,,,, :-)
Makasih ya mba... Miss u too... :-*
seperti anggapan bhwa sahabat itu sperti bintang, maka anggap ayah dan bunda tu jg layaknya bintang dhe',meskipun mereka jauh, mereka tak kelihatan, nmun sbenarnya mreka akn slalu ada, mreka ttap bercahaya, sllu bersama dlm hati.. :)
Teruslah berbakti buat mreka dngn menjadi anak sholehah yg slalu mndoakan kduanya.. :)
kami slalu ada buat rumi..luv u :*
tetap semangat ya rumii, mempunyai rindu yang begitu besar kepada orang tua, itu sudah mengartikan kalau rumi memang betul-betul anak yang berbakti kepada orang tuanya. kita selalu ada buat rumi jikalau dirimu sedih, insyaAlloh ^_^
Posting Komentar